BAB
II
PEMBAHASAN
1. TEORI PRODUKSI
A. Pengertian
Teori Produksi
Teori Produksi
pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana dengan biaya minimum perusahaan
dapat memproduksi output tertentu atau dengan biaya tertentu memaksimumkan
produksi. Teori produksi penting dalam bidang ekonomi manajerial karena
merupakan dasar dari teori supply
(penawaran) yang merupakan salah satu dasar bagi penentu harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara
tingkat produksi
dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
B. Tujuan
Organisasi Perusahaan dalam Unit Produksi
Dalam
teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit badan usaha
yang mempunyai tujuan yang sama yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”.
Untuk tujuan itu, ia menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan
factor produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha memaksimumkan
keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi dipandang dengan
cara yang paling efisien”. Dalam praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah
satu-satunya tujuan perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk
sementara tujuan memaksimumkan ini digunakan.
Keuntungan
atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan
maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan biaya produksi
mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya untuk memproduksi
barang-barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum,
masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah komposisi
dari factor-faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor
produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”.
C.
Produksi
Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
Produksi
total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari
penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal
product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit
faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah
rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
·
Produksi Total :
TP = f(K,L)
Dimana TP = produksi
total
K = barang modal(yang dianggap
konstan)
L = tenaga
kerja/buruh
Secara matematis TP
akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol.
Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan
nol.
·
Produksi
Marginal
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana MP =
produksi marginal
Perusahaan dapat terus
menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan tenaga kerja
justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah
terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The
Law of Deminishing Return (LDR).
·
Produksi
Rata-Rata
AP = TP/L
Dimana AP = produksi rata-rata.
AP akan maksimum bila
turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis,AP
maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP
maksimum.
D.
Siklus Tahap-Tahap
Produksi
Untuk
kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu kurva
akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1 menunjukan ada tiga tahap penting
dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama,pada saat MP maksimum (titik 1
dan 4). Kedua,pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0
atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga
tahap produksi (The Three Stages of Production):
1) Tahap I (stage
I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan
tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena
itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan
upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap
ini (slope kurva TP meningkat tajam).
2) Tahap II
(stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena
berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami
penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja
akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva
TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
3) Tahap III
(stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan
tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru
menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP
negatif).
Secara
matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan
biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan
(marginal revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah
(wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan
harga jual barang dinotasikan P,maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi)
dianggap efisien bila:
E. DIMENSI JANGKA PENDEK DAN JANGKA
PANJANG
Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang
menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor
produksi dan hasil penjualan outputnya.
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:
1. produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian
faktor produksi jumlahnya tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal
tetap, sedangkan tenaga kerja berubah).
- produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan.
F.
MODEL PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR PRODUKSI VARIABLE
Sebenarnya
sangat jarang bahkan tidak ada proses produksi yang hanya menggunakan satu
faktor produksi variabel. Pengertian produksi dengan satu faktor produksi
variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor produksi
yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi
oleh perusahaan, ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital)
dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang
menghasilkan output maksimun disebut fungsi produksi.
Q = f (K,L)
Dimana :
Q : Tingkat Output
K : Barang Modal
L : Tenaga kerja /
buruh
Dalam model produksi
satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap.
Keputusan produksi ditentuan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
G.
MODEL
PRODUKSI DENGAN DUA FAKTOR PRODUKSI VARIABEL
Dalam bagian ini kita
melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun
tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa
pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab
dalam kenyataan faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi
lebih dari dua macam. Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi
faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien
akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel
ini, analisis cukup menggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana.
a.
Kurva Produksi sama (isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan
berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien
dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang
sama. Kenapa bentuk kurva Isoquant cekung?
Kurva Isoquant
digambarkan berbentuk cekung, bukan garis lurus, karena kombinasi input yang
digunakan (kapital & tenaga kerja) tidak bisa menggantikan satu sama
lainnya dengan sempurna. Dengan kata lain, perbandingan penggantian input tidak
1:1 (1 nilai kapital diganti dengan 1 nilai tenaga kerja). Karena itu, garis
kurva berbentuk cekung untuk menggambarkan bahwa perubahan salah satu input
diikuti dengan perubahan relatif nilai input yang lain. kurva akan berbentuk
garis lurus jika perbandingan input yang digunakan tepat 1:1, jika nilai 1
modal dikurangi maka harus ditambah dengan nilai 1 tenaga kerja.
Ciri-ciri isoquant
1. Mempunyai
kemiringan negatif.
2. Semakin
ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
3.
Isoquant tidak pernah berpotongan dengan
isoquant yang lainnya.
4. Isoquant
cembung ke titik origin.
Asumsi- Asumsi Isokuan
1.
Konveksitas
Asumsi bahwa pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva
indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan (down ward
Sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam
faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen
untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor
produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama
disebut Derajat teknik substitusi faktor produksi atau Marginal Rate Of
Technical Substitution (MRTS).
2. Penurunan Nilai MRTS(diminishing Of
MRTS)
Sama hanlnya dengan konsumen , produsen menganggap makin mahal
faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin
menurun (hukum LDR) . dalam kasus tertentu nilai MRTS akan konstal atau nol.
MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna. MTRS nol
bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap
3. Hukum
Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Hukum
produksi marginal yang semakin menurun menyatakan bahwa apabila faktor-faktor
produksi bertambah terus menerus sebanyak unit tertentu maka pada mulanya
produk total meningkat tapi sudah mencapai tingkat tentu produk marginal akan
semakin menurun (the law of deminishing
return).
b. Perubahan Output Karena Perubahan skala
Penggunaan Produksi (return Scale)
1. Skala Hasil Konstan (Constant Return To Scale) :
Apabila faktor produksi
ditambah dengan produksi yang sama maka output akan bertambah sebesar proporsi itu juga.
2. Skala Hasil Menaik (Inscreasing
Returns
To Scale) :
Apabila
penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output meningkat lebih
dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik
3. Skala Hasil Menurun (Decreasing Returns To Scale) :
Apabila
penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebapkan output bertambah kurang
dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.
c. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam
factor produksi yang memerlukan biaya yang sama.
d. Keseimbangan Produsen
Keseimbagan produsen terjadi ketika kurva 1
bersinggungan dengan kurva Q dititik persinggungan itu kombinasi menggunakan
kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan
dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi.
Analisis perubahan keseimbangan produsen
analogi dengan analisis perilaku konsumen.
e. Pola Jalur Ekspansi
Tujuan
perusahaan adalah memaksimalkan laba. Untuk mencapai tujuan itu dalam jangka
panjang atau jangka pendek perubahan harus tetap mempertahankan efesiensinya.
Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang
harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki
tingkat fleksibilitas lebh tinggi dalam mengkombinasikan faktor produksi.
2.
BIAYA PRODUKSI
A. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi bahan produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya
depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian baik langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan proses produksi.
1.
Biaya
Produksi Jangka Pendek
Biaya
total jagka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada julah
produksi, contohnya biaya barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa
gedung kantor. Bahkan pada saat persahaan tidak berproduksi (q=0), biaya tetap
harus dikeluarkan dalam jumlah sama. Biaya variabel (varibale cost) adalah
biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah buruh,
biaya bahan baku.
2.
Biaya
Produksi Jangka Panjang
Dalam
jangka panjang semua biaya adalah variabel karena itu biaya yang relevan dalam
jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata dan biaya
marginal. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel dan
sama dengan biaya marginal.
3.
Biaya
Peluang
Biaya peluang atau biaya kesempatan (Opportunity Cost) adalah biaya
yang dikeluarkan ketika memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa
kita lakukan. Sebagai contoh, misalkan seseorang memiliki uang Rp 10.000.000.
Dengan uang sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali atau
membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia akan kehilangan
kesempatan untuk menikmati keindahan Bali; begitu pula sebaliknya, apabila ia
memilih untuk bertamasya ke Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton
TV. "Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya
peluang.
Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost /
AFC) adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
satu satuan unit produksi
. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost /
ATC)
Average Total Cost adalah biaya rata –rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi. Rumus menghitung biaya rata-rata adalah total cost dibagi dengan jumlah produksi.
Average Total Cost adalah biaya rata –rata yang harus dikeluarkan untuk memproduksi setiap satuan produksi. Rumus menghitung biaya rata-rata adalah total cost dibagi dengan jumlah produksi.
d. Biaya
Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC)
Biaya total
rata-rata yaitu biaya diproduksi yang diperhitungkan untuk setiap unit output.
e. Biaya
Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC)
Biaya
variable rata-rata yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada kepada setiap
unit output.
f. Biaya marginal/ marginal cost (MC)
yaitu biaya tambahan yang diperlukan untuk tambahan satu unit produk yang
dihasilkan.
Biaya
Produksi dibedakan dalam dua jangka waktu:
Ø Jangka Pendek, yaitu jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat ditambah jumlahnya
Ø Jangka Panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor
produksi dapat mengalami perubahan.
JANGKA PANJANG: bahwa dalam jangka panjang setiap
faktor produksi dapatditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Contoh :
-Jumlah
alat-alat produksi dapat ditambah
-
penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan dapat dipertinggi efisiensinya
-
jenis barang-barang baru dapat diproduksikan
bagus artikelnya...tapi sayang ga ada daftar pustakanyaa....wanris321@gmail.com ( 087871288764 )
BalasHapusContoh Teori nya nggak ada?
BalasHapuscie anak untirta ke sinii
BalasHapus