BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan
tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan
demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu manajer harus
menjamin bahwa perusahaan atau suatu organisasi memiliki tenaga kerja yang
tepat di tempat yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan menolong perusahaan tersebut mencapai
sarana-sarana secara keseluruhan secara efektif dan efisien..
Manajemen sumber daya manusia (MSDM)
adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan
penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan-tujuan
organisasional. Tidak peduli apakah perusahaan tersebut merupakan sebuah
perusahaan besar yang memiliki 10.000 karyawan atau organisasi nirlaba kecil
yang memiliki 10 karyawan, tetap saja karyawan-karyawan tersebut harus dibayar,
yang berarti dibutuhkan sebuah sistem kompensasi yang baik dan sah. (Faustino, 2003:10)
Setiap aktivitas MSDM membutuhkan
pemikiran dan pemahaman tentang apa yang akan berhasil dengan baik dan apa yang
tidak. Dalam sebuah lingkungan dimana tantangan angkatan kerja terus
berubah, hukum berubah, dan kebutuhan-kebutuhan dari pemberi kerja juga
berubah, maka MSDM harus terus berubah dan berkembang.
Daya Konsep yang mendasarinya bahwa setiap karyawan
adalah manusia, bukan mesin, dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Kajian tentang manajemen SDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperi
psikologi,sosiologi, dll.
MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system
pencernaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier,
evaluasi kinerja, kompensai karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan
praktek manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
MSDM diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan
kerja yang efektif.
Untuk
mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe
(kualitas) yang tepat.
MSDM
membicarakan potensi besar tenaga kerja manusia yang merupakan motor penggerak
faktor-faktor penunjang kegiatan manajemen yang harus dimanfaatkan sebaik
mungkin melalui sinergi dengan lingkungan. Tidak bias dipungkiri, perubahan
teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan usahanya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan MSDM ?
2. Apa yang menjadi ruang lingkup dari
MSDM?
3.
Bagaimana fungsi MSDM ?
4.
Apa tujuan MSDM ?
5.
Siapa saja pelaku MSDM ?
6.
Bagaimana proses MSDM?
7. Seberapa pentingkah MSDM dalam
organisasi?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui definisi dari MSDM
2.
Mengetahui apa saja yang menjadi
ruang lingkup MSDM
3.
Mengetahui berbagai fungsi dari MSDM
4.
Mengetahui tujuan adanya MSDM
5.
Mengetahui para pelaku MSDM
6.
Mengetahui proses-proses dalam MSDM
7. Mengetahui pentingnya MSDM dalam
organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian MSDM
MSDM
adalah pengembangna dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang
efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi,
masyarakat, nasional, dan internasional. ( Faustino, 2003: 5)
Manajemen
sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk
merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya
manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.( Sule, 2005: 94)
Manajemen
sumber daya manusia didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. ( Umar, 2001: 331)
2.2 Ruang Lingkup MSDM
Ruang lingkup dari MSDM maeliputi semua aktivitas yang berhubungan dengan
sumberdaya manusia dalam organisasi, seperti dikatakan oleh Russel &
Bernadin bahwa”….alll decisions which affect theworkforce corcern the
organization’s human resource management function. Aktivitas-aktivitas yang
berkaitan denagn MSDM ini secara umum mencangkup (1) Rancangan Organisasi, (2)Staffing ,(3)SistemReward tunjangan-tunjangan,dan
pematuhan/compliance, (4)Manajemen Performasi, (5) Pengembangan Pekerja dan
Organisasi, (6) Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Sedangkan kegiatan-kegiatan
yang umumnya tercakup dalam lingkup MSDM yaitu:
1.
Rancangan Organisasi
-
Perencanaan Sumber Daya Manusia
-
Analisis pekerjaan
-
Rancangan pekerjaan
-
Tim kerja (system sosioteknik)
-
System informasi
2.
Staffing
-
Rekrut/interview/mempekerjakan
-
Affirmative action
-
Promosi/pemindahan/sparasi
-
Pelayanan-pelayanan outplacement
-
Pengangkatan/orientasi
-
Metode-metode seleksi pekerja
3.
Sistem Reward, tunjangan-tunjangan,
dan pematuhan
-
Pelayanan-pelayanan kesehatan/medis
-
Prosedur-prosedur pengaduan/disiplin
-
Administrasi kompensasi
-
Administrasi pengupahan/penggajian
-
Administrasi tunjangan asuransi
- Rencana-rencana pembagian keuntungan / pensiun
-
Hubungan-hubungan kerja
4.
Maanjemen Formasi
-
Penilaian manajemen/MBO
-
Program peningkatan/produktivitas
-
Penilaian performasi yang difokuskan
pada klien
5.
Pemgembangan pekerjaan dan
organisasi
-
Pengembann dan pengawasan /manajemen
-
Perencaan/pengembangan karier
- Program-program pembinaan/asistensi
pekerjaan
-
Pelatihan ketrampilan, nonmanajemen
-
Program-program persiapan pensiun
-
Penelitian-penelitian terhadap siakp
6.
Komunikasi dan Relasi Publik
-
System-sistem informasi
/laporan/catatan-catatan sumber daya manusia
-
Komuniaksi/publikasi pekerja
-
System penyaranan
-
Penelitian sumberdaya manusia (
Faustino, 2003: 12)
2.3
Fungsi MSDM
Menurut Cherrington(1995: 11), fungsi-fungsi
sumber daya manusia terdiri dari:
a. Staffing/Employment
Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting,
yaitu perencanaan, penarikan, dan seleksi sumber daya manusia. Sebenamya para
manajer bertanggung jawab untuk mengantisispasi kebutuhan sumber daya manusia.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan, para manajer menjadi lebih tergantung
pada departemen sumber daya manusia untuk mengumpulkan informasi mengenai
komposisi dan keterampilan tenaga kerja saat ini.
Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh
departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap terlibat dengan
menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses
penarikan.
Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan
penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar.
Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini
semakin meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan
berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.
b. Performance Evaluation
Penilaian kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab
departemen sumber daya manusia dan para manajer. Para manajer menanggung
tanggung jawab utama untuk mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya
manusia bertanggung jawab untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang
efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh
bagian perusahaan.
Departemen sumber daya rnanusia juga perlu
melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar
kinerja yang baik dan membuat penilaian kinerja yang akurat.
c. Compensation
Dalam hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara
departemen sumber daya manusia dengan para manajer. Para manajer bertanggung
jawab dalam hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung
jawab untuk mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi yang
memerlukan keseimbangan antara pembayaran dan manfaat yang diberikan kepada
tenaga kerja. Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian
keuntungan yang diterima oleh karyawan. Manfaat meliputi asuransi kesehatan,
asuransi jiwa, cuti, dan sebagainya. Departemen sumber daya manusia bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif
diantara perusahaan yang sejenis, adil, sesuai. dengan hukum yang berlaku
(misalnya:UMR), dan memberikan motivasi.
d. Training and Development
Departemen sumber daya manusia
bertanggung jawab untuk membantu para manajer menjadi pelatih dan penasehat
yang baik bagi bawahannya, menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru
(orientasi) maupun yang sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam
program pelatihan dan pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan
akan program pelati han dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam
pelatihan dan pengembangan. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam
hal ini juga menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung jawab ini
membantu restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang
terjadi dalam perusahaan.
e. Employee Relations
Dalam perusahaan yang memiliki serikat pekeja,
departemen sumber daya manusia berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan
mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan
menghadapi serikat pekerja merupakan tanggung jawab departemen sumber daya
manusia. Setelah persetujuan disepakati, departemen sumber daya manusia
membantu para manajer tentang bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan
menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung jawab utama departernen sumber daya
manusia adalah untuk menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya :
mogok kerja, demonstrasi).
Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat
kerja, departemen sumber daya manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan
karyawan. Secara umum, para karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika
gaji mereka cukup memadai dan mereka percaya bahwa pihak perusahaan bertanggung
jawab terhadap kebutuhan mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini
perlu memastikan apakah para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada
cara yang baik dan jelas untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan, baik yang
memiliki serikat pekerja atau tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk
meningkatkan kedisiplinan serta mengatasi keluhan dalam upaya mengatasi
permasalahan dan melindungi tenaga kerja.
f. Safety and Health
Setiap perusahaan wajib untuk memiliki dan
melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tidak
diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Tenaga kerja perlu diingatkan
secara terus menerus tentang pentingnya keselamatan kerja Suatu program
keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan
meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum. Departemen sumber daya manusia
mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan pelatihan tentang keselamatan
kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja,
dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.
g. Personnel Research
Dalam usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan,
departemen sumber daya manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan
perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering
diperhatikan oleh departemen sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya
ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan
seleksi yang baik, dan penyebab ketidakpuasan tenaga kerja. Departemen sumber
daya manusia bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi
yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang
sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak. (http://jurnal-sdm.blogspot.com)
2.4
Tujuan MSDM
Tujuan-tujuan
MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1.
Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber
daya manusia (MSDM) dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas
organisasi. Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia
diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun demikian para manajer tetap
bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber daya manusia
membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan sumber
daya manusianOrganisasional
2. Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada
tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi
tidak berharga jika manajemen sumber daya manusia memiliki kriteria yang lebih
rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan
meminimasi dampak negatif terhadap organisasi. Kegagalan organisasi dalam
menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat menyebabkan
hambatan-hambatan.
4.
Tujuan Personal
Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian
tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat mempertinggi kontribusi individual
terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan harus dipertimbangkan jika
parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan
personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan
karyawan dapat meninggalkan organisasi.
2.5
Pelaku Manajemen Sumber Daya Manusia
•
Manager SDM (internal-fungsi
tradisional): individu yang biasanya bertindak sebagai penasehat atau sebagai
staf yang bekerja bersama manager lain untuk menangani berbagai hal yang
berkaitan dengan SDM.
•
Manajer Lini
•
Outsourcing(external): Proses
menyewa agen penyedia tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
perusahaan,contoh:head hunter, TKI.
2.6
Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Proses manajemen sumber daya manusia adalah segala proses
yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan dari mulai perencanaan sumber daya
manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja, penempatan tenaga kerja,
hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna menempatkan dan tetap
memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu serta bertanggung
jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja tersebut.
Secara
garis besar proses manajemen SDM dibagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang
terdiri dari:
1. Human Resource Planning
2. Personnel Procurement
3. Personnel Development
4. Personnel Maintenance
5. Personnel Utilization
2.6.1. Perencanaan
Sumber daya manusia ( Human resource planning )
Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis
untuk mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang
diperlukan bagi organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Paling
tidak, ada beberapa langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya
manusia,diantaranya:
a.
Langkah pertama: Representasi dan
refleksi dari rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah semestinya
merupakan representasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis
perusahaan. Artinya, kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan
sudah semestinya memenuhi kriteria sebagaimana yang disyaratkan dalam
perencanaan strategis perusahaan secara keseluruhan, serta terintegrasi dengan
bagian-bagian perusahaan lainnya.
b.
Langkah kedua: Analisa dari
kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja. Langkah ini merupakan
upaya pemahaman atas kualifikasi kerja yang diperlukan untuk pencapaian rencana
strategis perusahaan. Pada tahap ini ada tiga hal yang biasanya
dilakukan,antara lain:
Ø Analisis jabatan ( job analysis),merupakan persyaratan
detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja
yang diperlukan untuk mampu menjalankannya.
Ø Deskripsi jabatan ( job description), meliputi rincian
pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut.
Ø Spesifikasi jabatan ( job specification ), merupakan rincian
karakteristik atau kualifikasiyang diperlukan bagi tenaga kerja yang
dipersyaratkan.
c. Langkah ketiga : Analisa ketersedian tenaga kerja.Langkah
ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta kualifikasinya
yang ada dan diperlukan bagi perencaan perusahaan di masa yang akan datang.
Termasuk di dalam langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja yang perlu di
promosikan, ditransfer, dan lain sebagain, berdasarkan evaluasi kegiatan
perusahaan dalam periode sebelumnya dan rencana perusahaan pada periode
berikutnya, maka perusahaan menganalisa apakah ketersediaan tenaga kerja yang
di miliki oleh perusahaan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di masa
yang akan datang mencukupi atau tidak.
d. Langkah keempat : Melakukan tindakan Inisiatif. Analisa
terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan
keperluannya di masa yang akan datang.
e. Langkah kelima : Evaluasi dan modifikasi
tindakan.Manajemen adalah yang terus-menerus berkelanjutan. Oleh karena itu,
apa yang telah direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga harus
senantiasa di evaluasi dan dilakukan tindakan korektif sekiranya ada
ketidaksesuaian atau terjadi perubahan seiring dengan perkembangan yang ada di
perusahaan.
2.6.2 Penyediaan Sumber Daya
Manusia (Personal Procurement)
Ketersediaan sumber daya manusia menurut kualifikasi tertentu merupakan
konsekuensi logis dan implikasi dari adanya perencanaan sumber daya manusia di
buat, maka langkah selanjutnya dalam pelaksanaannya adalah penyediaan sumber
daya manusia dengan proses rekrutmen, seleksi, dan penempatan tenaga kerja.
Rekrutmen adalah upaya untuk mendapatkan tenaga kerja yang di butuhkan sesuai
dengan kualifikasi sesuai dengan perencanaan tenaga kerja. Seleksi adalah upaya
memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat kualifikasi. Penempatan, proses
pemilihan kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaatkan serta
menempatkanya pada tugas yang telah diterapkan.
2.6.3 Pengembangan sumber daya
manusia ( Personnnel Development )
Pengembangan sumber daya manusia merupakan langkah
kelanjutan dari proses penyediaan tenaga kerja yang pada dasarnya bertujuan
untuk memastikan dan memelihara tenaga kerja yang tersedia tetap memenuhi
kualifikasi yang dipersyaratkan sehingga selaras dengan perencanaan strategis
perusahaan serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang
direncanakan.
Bagi tenaga kerja yang baru, program pengembangan ini
biasanya diakomodasi melalui program orientasi perusahaan di mana dalam program
ini tenaga kerja diperkenalkan pada lingkungan kerja perusahaan baik secara
internal maupun eksternal perusahaan. Juga termasuk di dalamnya pengenalan
tenaga kerja lainnya sehingga proses kerja secara tim bias dibentuk sejak awal.
Perusahaan perbankan adalah di antara perusahaan yang senantiasa melakukan
program pelatihan orientasi sebelum tenaga kerja mereka ditetapkan sebagai
tenaga kerja yang tetap ataupun tidak.
Bagi tenaga kerja yang lama, upaya untuk tetap memelihara
produktivitas, efektivitas dan efisiensi perlu terus dilakukan untuk memastikan
tenaga kerja tetap terpelihara kualifikasinya sesuai dengan perencanaan
strategis perusahaan. Oleh karena itu program-program pembinaan bagi
tenaga kerja yang lama juga perlu dilakukan.
Secara garis besar program pengembangan tenaga kerja dapat
dibagi dua, yaitu on the job dan off the job. Metode on the
job bias berupa kegiatan-kegiatan, seperti :
- coaching, yaitu program berupa bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan mengenai berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan.
- planned progression, yaitu program berupa pemindahan tenaga kerja kepada bagian-bagian lain melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda.
- job rotation, yaitu program pemindahan tenaga kerja ke bagian yang berbeda-beda dan tugas yang berbeda-beda, agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak monoton.
- temporary task, yaitu berupa pemberian tugas pada suatu kegiatan atau proyek atau jabatan tertentu untuk periode waktu tertentu.
- Program penilaian prestasi atau performance appraisal.
Adapun
metode off the job yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
- executive development programme, yaitu berupa program pengiriman manajer atau tenaga kerja untuk berpartisipasi dalam berbagai program-program khusus diluar perusahaan yang terkait dengan analisa kasus, simulasi, maupun metode pembelajaran lainnya.
- laboratory training, yaitu berupa program yang ditujukan kepada tenaga kerja untuk mengikuti program-program berupa simulasi atas dunia nyata yang terkait dengan kegiatan perusahaan di mana metode yang biasanya digunakan adalah berupa role playing, simulasi, dan lain-lain.
- organizational development, yaitu program yang ditujukan kepada tenaga kerja dengan mengajak mereka untuk berpikir mengenai bagaimana cara memajukan perusahaan mereka.
2.6.3.1 Rekrutmen Internal dan
Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen Internal adalah proses
untuk mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan
tenaga kerja yang sudah ada atau yang sudah di miliki perusahaan,seperti halnya
rotasi tempat kerja.
Rekrutmen Eksternal adalah proses perekrutan perusahaan yang di dapat dari luar
perusahaan atau sering kali disebut dengan Ousourcing. Upaya ini dapat
dilakukan melalui iklan-iklan di media massa, interview di kampus-kampus, atau
melalui agen penyaluran tenaga kerja tertentu.
Seleksi Tenaga Kerja adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan
setelah perusahaan menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan.
a.
Seleksi Administrasi, proses
bagaimana melakukan validasi dan verifikasi atas segala persyaratan
administratif yang dipersyaratkan kepada calon tenaga kerja yang akan
ditempatkan pada suatu jabatan tertentu.
b.
Seleksi Kualifikasi, perusahaan
melakukan seleksi atas calon-calon tenaga kerja dari sisi kualifikasinya
menyangkut kesesuaian calon tenaga kerja denga jabatan yang akan ditempatinya,
dan biasanya dilakukan dengan dua seleksi yaiti seleksi tertulis dan tidak
tertulis.
c.
Seleksi Sikap dan Perilaku, calon
tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya sebagai pribadi terkait
dengan motivasi, harapan, dan visi.
d.
Penempatan Tenaga Kerja, dengan
adanya program penempatan tenaga kerja yang berbeda-beda maka kecenderungan dan
kualifikasi tenaga kerja akan lebih terlihat oleh perusahaan.
2.6.4 Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel Maintanance)
Jika tenaga kerja telah dipilih dari sumber yang terbaik,
kemudian diberikan program tebaik, maka perusahaan dapat berharap bahwa tenaga
kerja yang telah dipilihnya akan memberikan kinerja terbaik bagi
perusahaan. Jika tenaga kerja telah memberikan kinerja yang terbaik bagi
perusahaan, proses selanjutnay adalah pemeliharaan tenaga kerja. Ini sangat
penting untuk dilakukan guna menjamin agar tenaga kerja yang dimiliki perusahaan
terpelihara produktivitas, efektivtas, dan efisiensinya.
Perusahaan perlu memahami bahwa tenaga kerja memiliki motif
yang berbeda-beda, oleh karena itu pemenuhan terhadap setiap motif tenaga kerja
adalah termasuk hal yang harus dilakukan perusahaan selain perusahaan menuntut
tenaga kerja tersebut untuk menunjukkan kinerja terbaik bagi perusahaan. Secara
garis besar, bentuk pemeliharaan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah berupa program pemberian kompensasi dan benefit.
Pemberian kompensasi adalah penghargaan yang diberikan
perusahaan sebagai balasan atas prestasi kerja yang diberikan oleh tenaga
kerja. Benefit adalah penghargaan selain kompensasi yang diprogramkan bagi
tenaga kerja dengan tujuan agar kebutuhan tenaga kerja tetap dapat dipelihara
sehingga tenaga kerja dapat tetap memberikankine atau sejenisnhya yangentuk
uangrja yang terbaik bagi perusahaan.
2.6.4.1 Kompensasi
Kompensasi umumnya terkait dengan penghargaan dalam bentuk
uang atau sejenisnya yang sering kali dunamakan sebagai insentif. Program
yang perlu dilakukan oleh perusahaan terkait dengan pemberian kompensasi adalah
tingkat upah atau pendapatan (wage-levels) yaitu berapa pendapatan yang akan
diberikan kepada tenaga kerja tersebut sesuaidengan pekerjaan yang dilakukan,
demikian juga struktur penggajian (wage-structure) yaitu tingkatan-tingkatan
upah yang akan diberikan diperusahaan tersebut.
2.6.4.2 Benefit
Benefit adalah penghargaan dan bentuk perhatian
perusahaan selain kompensasi yang diberikan atau disediakan perusahaan
sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja tersebut agar tetap dapat
memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan sekaligus menjawab apa
yang menjadi kebutuhan tenaga kerja. Benefit dapat berupa cuti bergaji,
asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja, poliklinik gratis bagi pihak keluarga
tenaga kerja.
Pemanfaatan
Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)
Langkah terakhir dari proses manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan
tenaga kerja. Langkah ini merupakan upaya untuk memelihara tenaga kerja agar
senantiasa sejalan dengan rencana strategis perusahaan. Perusahaan
biasanya melakukan beberapa program untuk tetap memastikan tenaga
kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan.
Diantaranya program tersebut adalah promosi, demosi, transfer, atsupun
separasi. Promosi adalah proses pemindahan tenagan kerja ke posisi yang
lebih tinggi secara struktural dalam organisasi perusahaan. Demosi adalah
penurunan tenaga kerja pada bagian kerja yang lebih rendah yang biasanya
disebabkan karena adanya penurunan kualitas tenaga kerja dalam
pekerjaannya. Transfer merupakan upaya untuk memindahkan tenaga kerja kebagian
yang lain, diharapkan tenaga kerja tersebut bisa lebih produktif setelah
mengalami proses transfer. Separasi merupakan upaya perusahaan untuk
melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu dari tenaga kerja ke lingkungan
yang lain. ( Sule, 2008: 255)
2.7
Pentingnya MSDM Dalam Organisasi
Pentingnya MSDM ini dapat disoroti dari berbagai perspektif.
S.P. Siagian menyoroti relevansi dan pentingnya MSDM dari enam prespektif yaitu
perspektif politik, ekonomi, sosial-kultural, hukum, administrasi dan
teknoligi.
2.7.1
Perspektif Politik.
Pentingnya MSDM pada perspektif ini lebih banyak mengarah
pada sudut makro, bahwa sumber daya manusia merupakan asset yang penting yang
dimiliki oleh suatu organisasi mulai dari level makro (Negara), bahkan
internasional, hingga level mikro. Sumber day amanusia ynag terdidik, trampil,
cakap, disiplin, tekun, kreatif, idealis, mau bekerja keras, kuat fisik/mental,
setyia pada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif
pada keberhasilan dan kemajuan organisasi. Jadi sumber dya manusia memegang
peranan sentral dan paling menentukan. Tanpa MSDM yang handal pengolahan,
penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya itu akan menjadi tidak
efektif, efisien dan produktif.
2.7.2
Perspektif Ekonomi
Dari perspektif ekonomi orang sering beranggapan bahwa
pemahaman MSDM tidak lainkarena untuk kepentingan ekonomi semata-mata. Anggapan
yang demikian dijustifikasikan oleh kenyataan bahwa manusia sering dipandang
sebagai salah satu factor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa oleh satuan-satuan
ekonomi. Manusia tidak bias diasamakan dengan begitu saja dengan mesin,
peralatan, modal, metode dan pasar. Hal seperti tersebut merupakan tindakan
yang mengingkari kenyataan bahwa manusia sebagai makhluk yang dinamis, penuh
cinta, rasa, dan karsa. Jadi manusia adlah pusat segalanya bagi suatu
organisasi. Manusia bisa menjadi pusat persoalan organisasi manakala tidak
dikembangkan dan tidak ditingkatkan potensi-potensinya. Sebaliknya manusia
merupakan pusat segala keberhasilan organisasi manakala segala dayanya
dikembangkan secara wajar dan meyakinkan.
2.7.3 Perspektif
Hukum
Dalam organisasi terdapat berbagai peraturan,
ketentuan, atu perjanjian yang kesemuanya dasarnya mengatur tentang hak dan
kewajiban secara timbal balik antar organisasi dengan anggotanya, antara orang
yang memperkerjakan dengan orang yang dipekerjakan. Pemeliharaan keseimbangan
tersebut menuntut adanya kejelasan mengenai hak dan kewajiban itu sendiri dari
masing-masing pihak dalam organisasi. Semua itu bisa menjadi jelas dan bisa
diwujudkan hanya melalui suatu sitem amnajemen yang tepat. MSDM yang dikelola
secara tepat dan teratur merupakan alternative yang paling relevan.
2.7.4
Perspektif Sosial Kultural
Ada
dua alasan utama yang mendasari perspektif ini yaitu:
Pertama, sisi yang satu ini lebih peka karena berkaitan
langsung harkat dan martabat manusia. Kesempatan berkarya merupakan upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabatnya. Harkat dan martabat tidak bisa diukur
dengan hal-hal yang bersifat kebendaan tetapi juga non fisisk, diman bekerja
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik saja melainkan juga untuk
diwujudkannya kebutuhan sosio-psikologis.
Kedua, ditekankan bahwa sulit diperoleh suatu system MSDM
yang bebas nilai. Pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis teriakt pada norma-norma
sosial yang berlaku didalam masyarakat dimana ornag itu menjadi bagian.
Nilai-nilai itulah yang akan menentukan baik-buruknya,wajar-tidaknya, dan
sekaligus menjadi barometer penilaian bagi seseorang.
2.7.5
Perspektif Administrasi
Perspektif ini menekankan bhawa peranan organisasi pada jama
modern ini menjadi semakin penting. Manusia moder sekarang lebih mengenal pameo
manusia organisasional. Tanpa organisasi tanap bantuan orang lain tiadk akan
bisa mewujudkan impiannya. Ketergantungan kepada orang lain inilah yang
mendorong manusia untuk berorganisasi. Ini mengindikasikan bahwa maju atau
mundurnya kehidupan manusia tergantung pada kemampuannya untuk mengatur dan
memanfaatkan sumber daya yang ada pada organisasi. Disinilah letak relevansi
dan pentingnya MSDM.
2.7.6
Perspektif Teknoloogi
Relevansi dan pentingnya MSDM tidak terlepas dari berbagi
perkembangan dan kemajuan yang dicapai dibidang IPTEK. Manusia diharapkan agar
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan terbut. Untuk itu manusia
perlu berbekal kemampuan, kecakapan, ketrampilna yang sesuai. Hal ini hanya
bisa dicapai melalui suatu system manjemen sumber daya manusia yang tepat.
(Faustino, 2003: 15)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi secara sederhana sebenarnya manajemen sumber daya manusia adalah mengelola
sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumberdaya yang tersedia dalam
organisasi, sumber daya manusia lah yang sangat penting dan sangat menentukan.
Semua potensi yang dimiliki sumber daya manusia sangat berpengaruh kepada upaya
organisasi dalam mencapai tujuan.
Manajemen sumber daya manusia mempunyai tiga fungsi yaitu fungsi manajerial,
fungsi operasional, dan berfungsi mencapai tujuan organisasi secara terpadu.
Sedangkan tugas dari manajemen sumber daya manusia adalah pengadaan staff,
pengembangan SDM nya, mengurus kompensasi, mengurus keselamatan dan kesehatan
kerja, mengurus hubungan pekrja dan hubungan industrial.
Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi
sumberdaya manusia (karyawan)terhadap organisasi. Hal ini dapat dipahami bahwa
semua kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung pada
manusia-manusia yang mengeloal organisasi tersebut. Oleh karena itu karyawan
harus dikelola dengan baik sehingga dapat membantu organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan dari manajemen
sumber daya manusia dilakukan oleh manajer SDM, manajer lini dan outsourching.
DAFTAR PUSTAKA
Faustino, Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi Offset
Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sule,Ernie Tisnawati., Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen
Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar